KEPEMIMPINAN GURU/DOSEN
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu pokok bahasan
yang menarik bagi setiap kehidupan manusia, baik itu pemerintah maupun
masyarakat pada umumnya. Pendidikan ini tidak akan lepas dari pandangan
masyarakat bahwa dengan pendidikan akan dapat meningkatkan harkat martabat
seseorang. Untuk itu semua aspek yang berhubungan dengan pendidikan merupakan
hal yang penting untuk di bahas untuk dijadikan pembaharuan dan pengembanngan
Ketika kita berbicara mengenai
pendidikan, tidak akan pernah terlepas dari maslah, guru, peserta didik,
sekolah, kurikulum, metode mengajar, media pengajaran, dan aspek lain-lainya
yang berkaitan dengan pendidikan. Semua aspek diatas tidak bisa dipisahkan
dalam pembahasan dalam rangka mengadakan pembaharuan dan pengembangan untuk
pendidikan.
Salah satu unsur yang berpengaruh dalam
keberhasilan sebuah pendidikan adalah Guru, guru merupakan orang yang menjadi
motor dalam menggerakkan proses pendidikan yang akan diberikan kepada peserta
didik, dengan segala keilmuwan yang dimiliknya, guru harus dapat menciptakan
pendidikan yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Guru atau pendidik adalah orang yang mempunyai
banyak ilmu, mau mengamalkan dengan sungguh-sungguh, toleran dan menjadikan
peserta didiknya lebih baik dlam segala hal (Thoifuri;1:2007). Guru adalah
seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pemimpin yang dapat menciptakan
iklim belajar yang menarik, aman dan nyaman, dan kondusif di kelas,
keberadaannya di tengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan,
kekakuan dan kejenuhan belajar yang terasa berat di terima oleh para siswa.
Guru juga merupakan representasi orang yang ucapanya dan tindakannya perlu
digugu dan ditiru, guru juga merupakan pribadi yang utuh untuk merubah prilaku
dan kepribadian peserta didik.
Di kelas guru merupakan seorang manajer,
guru harus mendesain kegiatan pembelajaran dalam kelas, memanej kurikulum,
memanej program pengajaran,memanej tenaga kepemimpinan, memanej siswa, memanej
keuangan, dan memanej saran prasarana. Untuk dapat memanej semuanya itu harus
diperlukan sebuah jiwa kepemimpinan, agar semua sistem pendidikan yang
menunjang pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan dapat mencapai tujuan
pembelajaran.
Peran dan fungsi seorang guru dalam
kegiatan pembelajaran
sangat vital ,karena ditangan gurulah siswa dapat
menikmati kegiatan belajarnya,demotivasi bahkan phobia sekolah.Karena tantangan
itulah dibutuhkan seorang guru yang memiliki jiwa kepemimpinan yang mampu
mempengaruhi siswa yang dapat mengikuti proses pembelajaran untuk mencapai
target kompetensi yang diharapkan terutama prestasi belajar.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
guru
Guru (dari Sanskerta:
गुरू yang berarti guru, tetapi arti
secara harfiahnya
adalah "berat") guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa
Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Guru.)
Menurut Noor
Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat
melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai
makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri. Menurut Undang-undang
No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. http://bayuzu.blogspot.com/2012/07/pengertian-guru.html
2.
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi
kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisir dalam usaha-usaha menentukan
tujuan dan mencapainya (Ralph Stogdill;1990:209)
Menurut Orward Tead (dalam The art of Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang agar mereka mau bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Menurut George Terry (dalam Principle of Management) kepemimpinan
adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka berusaha mencapai
tujuan-tujuan kelompok. Menurut Kimmball
Young sosiolog terkenal dari Amerika mendefinisikan kepemimpinan adalah satu
bentuk dominasi yang didasari dengan kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong
dan mengajak orang lain berbuat sesuatu, dan memiliki keahlian khusus pada
situasi khusus.
Dalam
arti sederhana kepemimpinan adalah suatu kemampun untuk berproses dari
seseorang untuk dapat membawakan tujuan dari kelompok yang dipimpinnya (Moko
Astomoen;2005:431)
Jika
dilihat dari pengertian kepemimpinan diatas, maka kepemimpinan itu merupakan
kegiatan yang berusaha untuk mempengaruhi seseorang agar mau berbuat/bekerja
sama untuk mencapai suatu tujuan. Guru sebagai seorang yang pemimpin di kelas
maka si guru harus berusaha untuk mengajak peserta didik agar mau berbuat,
beraktifitas dan menjalankan semua proses kegiatan belajar supaya peserta didik
dapat mencapai tujuan pembelajaran. Untuk menjadi guru yang mempunyai jiwa
kepemimpinan diperlukan:
a.
Pengetahuan
b.
Ilmu dan
pengalaman
c.
Keterampilan
d.
Mental, sikap,
integritas, dan disiplin
e.
Visi
f.
Pemikiran taktis
dan strategis
g.
Pembawan sikap
h.
Sifat, karakter
dan gaya
i.
Memiliki rasa
humor yang tinggi.
3. Pentingnya kepemimpinan seorang guru
Kepemimpinan guru dalam pendidikan amat berpengaruh dalam
menghasilkan out put yang berprestasi, baik akademik maupun non akademik. Karena
dengan adanya jiwa kepemimpinan seorang guru dapat mempengaruhi dan mengajak
para peserta didik untuk dapat melaksanakan aktifitas pembelajaran. Berdasarkan sumber
yang dikutip dari http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2025069-kepemimpinan-guru-dalam-pendidikan/#ixzz10B9PuLNS. Guru harus memiliki jiwa
kepemimpinan karena ada beberapa hal:
a.
Seorang Guru adalah Sosok Yang
Digugu (ditaati) dan Di Tiru
Untuk
menjadi guru yang dapat dijadikan teladan dibutuhkan sosok yang yang memiliki
karakter alias integritas dan identitas yang kuat,mencerminkan kematangan
emosi,berjiwa melindungi dan independen. Sehingga setiap perilaku dan perlakuan
kepada peserta didik adalah murni hasil dari kebijakan hati nurani yang
mempertimbangan kepentingan kemajuan dan terbaik siswa yang didasarkan
atas fakta dan realitas hasil dari pemikiran dan analisa.Selain itu memiliki
jiwa kasih dan kepedulian pada setiap perbedaan individu siswa,individual
differences focus. Sehingga siswa dapat terakomodasi pengemabangan bakat
dan minatnya guna mencapai prestasi setinggi–tingginya. Mengindarkan diri dari
ketidaksesuaian antara ucapan dan tindakan, karena dapat menurunkan respect
siswa tergahadap dirinya.
b.
Pelopor Semangat Belajar
Keberanian guru untuk dapat
menunjukkan kegigihan menghadapi perubahan dan mengatasi kesulitan dengan daya
juang dan semangat belajar tinggi akan menjadi insipirasi bagi peserta didik.
Bagaimana pun juga guru harus mengerahkan segala kemampuan untuk terus belajar
dan meningkatan kompetensinya sebagai pelopor semangat belajar peserta didik. sesulit
apapun medan yang dihadapinya.Guru bukan sosok yang suka mengeluh oleh minimnya
sarana dan prasarana namun dengan berani melakukan berbagai terobosan dengan
berbagai daya kreatifnya. Daya kreatifitas guru dapat
menggunakan alam sekitar sebagai media belajar peserta didik sekaligus
mendorong peserta didik untuk berani berkompetisi meskipun dengan keminiman
fasilitas yang ada. Dengan demikian para peserta didik memilik rasa percaya
diri dan daya saing.
c.
Menciptakan Harmoni
Seorang
guru yang unik dan berkarakter dengan jiwa kepemimpinan biasanya tidak banyak
dalam satu tim disekolah dan tidak jarang gagasan serta ide cemerlangnya
tidak mendapat dukungan, bahkan guru bersangkutan dimusuhi oleh sesama rekan
kerjanya. Mengendalikan tim memang bukan pekera mudah apalagi tidak
banyak orang secara suka rela keluar dari “zona nyamannya” menyongsong
perubahan kerah kemajuan dan perbaikan. Seorang guru yang tidak memiliki the
art of leadership akan sulit beradaptasi dengan perubahan di
internal sekolah ,tidak memiliki kemampuan menetapkan prioritas kedepan
lebih memilih bertahan dan bergabung dengan “kroni “anti perubahan diantara
sesama rekan guru.Sehingga potensi konflik semakin lebar. Sebaliknya seorang
guru yang bertalenta pemimpin akan mampu menciptakan harmoni ,menyatukan
perbedaan yang ada sehingga perbedaan karakter ,dapat mewujudkan target dari
keinginan dan tujuan sekolah secara bersam sama membela kepentingan terbaik
siswa.
d.
Membangkitkan Potensi Dan Talenta Peserta didik
Tidak ada peserta didik bodoh,
yang ada peserta didik yang belum tereksplorasi keberbakatannya menjadi
sebuah prestasi. Setiap anak dikarunia oleh Tuhan talenta dan
potensi yang unik. Namun karena hambatan sosial,psikologis,latar belakang
keluarga dan perlakuan serta program pendidikan ,potensi itu tenggelam.Sehingga
peserta didik terlihat seakan anak yang gagal apalagi jika ukurannya
hanya prestasi akademik peserta didik, atau peserta didik yang sebenarnya memiliki
potensi berperestasi akademik menjadi kelihatan biasa biasa saja dan
tidak menonjol. Lantaran seorang guru tidak memiliki the art of leadersip
terutama mengakomodasi dan membangkitkan ,potensi yang dimiliki siswa.
Seorang guru yang memiliki seni
kepemimpinan akan mampu membangkitkan potensi peserta didik dan memberikan
semangat kepada peserta didik untuk mencapai prestasi puncaknya. Melalui pemberian
kebebasan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan minat dan bakatnya
tanpa ada sangsi pada prestasi akademiknya, jika peserta didik mengambil prioritas untuk berkompetisi bidang
non akademik dibanding masuk kelas. Guru berasangkutan dapat memberikan
kepercayaan dan dukungan kepada peserta didik dengan berprinsip
“kebebasan yang bertanggung jawab”.
e.
Mengelolah Semangat Berprestasi
Guru yang memiliki kecakapan the
art of leadership dapat terus menjaga aura berprestasi yang telah diraih
sekaligus berupaya meningkatkan kemajuan sekolah serta menjaga citra positif
yng sudah terbentuk. Mengelola semangat berprestasi ini dapat menular
kepada ssama rekan kerja dan peserta didik baik mendapatkan reward ,finansial
ataupun tidak.
Seorang guru dapat membangkitkan
semangat pengabdian rekan guru serta kesadaran filosofi pendidikan yakni
memberdayakan peserta didik untuk mencapai prestasi optimalnya sekaligus
menjadi contoh perilaku dari motivasi nya.Sehingga guru yang lain pun memiliki
kebermakanaan dalam bekerja untuk memberikan pelayanan terbaik yang bisa
dilakukan demi kemajuan dan prestasi serta daya saing siswa.
Mutu out put /out-come yang
berkualitas tergantung dari proses pendidikan yaang ada disekolah
,sedangkan mutu proses pendidikan tergantung dari mutu para guru ,mutu guru
sangat bergantung pada mutu pengelolaan the art of leadership dari
dalam diri guru..!
3.
Indikator-indikator
guru yang baik dalam kepemimpinan
Menjadi pemimpin tentu bukanlah hal yang mudah. Pemimpin itu
biasanya memiliki sifat-sifat tertentu yang memang mencirikan karakter serang
pemimpin yang kuat dan berkharisma. Meschane (dalam Suwaidan & Basyarahil,
2005) menjelakan setidaknya ada tujuh sifat-sifat seorang pemimpin.
1. Motivasi. Keinginan dalam diri yang
di miliki oleh seorang pemimpin untuk menggunakan kekuatannya dalam
menggerakkan seseorang mencapai tujuan mereka dengan menggunakan
hubungan-hubungan sosial kemanusiaan
2. Personalitas. Motor penggerak yang
mendorong seorang pemimpin menuju tujuan.
3. Kredibilitas. Jujur, teladan, serta
kesesuaian antara perkataan dan tindakan, sehingga melihirkan kepercayaan para
penikut (beberapa kajian menunjukkan sifat-sifat inilah yang dicari para
pengikut).
4. Percaya diri. Keyakinan pemimpin aan
keahlian dan potensnya dalam meraih tujuan dan bertindak dengan cara yang
membuat para pengikut percaya terhadap kemampuannya.
5. Intelegensi. Kecerdasan di atas
rata-rata manusia biasa dalam menangani tumpukan informasi dan menganalisanya
agar sampai kepada soludi-solusi pengganti dan memanfaatkan kesempatan yang
tidak tampak (dalam hal ini pemimpin tidak harus, sampai pada derajat jenius,
akan tetapi ia harus lebih tinggi d atas rata-rata kecerdasan manusia.
6. Menguasai permasalahan. Pemimpin
harus menguasai permasalahan yang di kendalikakannya, termasuk juga kondisi dan
lingkungan tempat ia bekerja, sehingga ia sampai ke derajat pemahaman
karakteristik keputusan-keputusan yang sesuai dan mengambil atau menolak
usulan-usulan yang di ajukan.
7.
Pengawasan diri. Pemimpin yang efektif memiliki control diri
yang memungkinkannya untuk merasakan setiap perubahan yang ada di sekitarnya. http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/02/guru-adalah-pemimpin/
Jika seorang guru mempunyai
karakter/jiwa kepemimpinan maka. Guru tersebut akan memiliki indikator-indikator
sebagai guru yang baik,Adapun criteria atau tanda-tanda guru yang baik dalam
kepemimpinan adalah:
a. Memiliki keterampilan mengajar yang
baik.
Guru
yang mempunyai kompetensi pedagogik tinggi adalah guru yang senantiasa
mempunyai ketrampilan mengajar yang sangat baik, yaitu dengan berbagai cara
dalam memilih model, strategi dan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan
karakteristik Kompetensi Dasar dan karakteristik peserta didiknya.
b. Memiliki Wawasan yang luas
Seorang
Guru hendaknya secara terus menerus mengembangkan dirinya dengan meningkatkan
penguasaan pengetahuan secara terus menerus sehingga pengetahuan yang
dimilikinya senantiasa berkembang mengikuti perkembangan jaman.
c. Menguasai Kurikulum
Kurikulum
dapat berubah sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan dan masukan para pakar.
Saat ini di semua satuan tingkat pendidikan menerapkan KBK/KTSP, sehingga dalam
implementasi KBK guru memposisikan sebagai fasilisator dalam proses
pembelajaran.
d. Menguasai media pembelajaran
Guru
profesional harus mampu menguasai media pembelajaran, Pengembangan alat/media
pembeljaran dapat berbasis kompetensi lokal maupun modern dan berbasi ICT. Saat
ini Dinas Pendidikan Kota / Kabupaten telah mewajibkan guru tersertifikasi
memiliki laptop guna meningkatkan kuaitas pembelajaran.
e. Penguasaan teknologi
Penguasaan
teknologi mutlak diperlukan oleh guru. Guru hendaknya menguasai materi dan
sekaligus metode penelitiannya sesuai dengan kedalaman materi yang diajarkan.
jaringan dengan Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan Instansi yang terkait
lainnya.
f. Memiliki kepribadian yang baik
Jika
seorang pendidik mempunyai karakter seperti diatas, akan disenangi oleh peserta
didik, dengan sendirinya akan disenangi ilmu yang diajarkannya juga. Banyak peserta
didik yang membenci suatu ilmu atau materi pembelajaran karena watak gurunya
yang keras, kasar dan cara mengajar guru yang sulit. Nah dan disisi lain pula peserta
menyukai dan terarik untuk mempelajari suatu ilmu atau mata pelajaran, karena
cara perlakuan yang baik, kelembutan, keteladanannya yang indah dari gurunya.
g. Menjadi teladan yang baik
Guru
hendaknya menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya. Untuk memperoleh
jawaban tentang ciri-ciri ideal seorang guru yang dapat dijadikan teladan oleh
peserta didik, peling tidak harus melakukan pendekatan terhadap peserta
didiknya.
berdasarkan
kutipan yang diambil dari
http://gurukreatif.wordpress.com/2009/11/06/10-ciri-guru-profesional/
1.
Selalu punya
energi untuk siswanya
Seorang
guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi
dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama.
2.
Punya tujuan
jelas untuk Pelajaran
Seorang
guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk
memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
3.
Punya
keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang
guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa
mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4.
Punya
keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang
guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat
memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara
efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen
didalam kelas.
5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua
5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua
Seorang
guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka
selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam
hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia
memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.
6.
Punya harapan yang tinggi pada siswa nya
Seorang
guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua
siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.
7. Pengetahuan tentang Kurikulum
Seorang
guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan
standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan
pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
8.
Pengetahuan
tentang subyek yang diajarkan
Hal
ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik
memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka
ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi
para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang
kolaboratif.
9.
Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.
10.
Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa
Seorang
guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan
siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.
Guru yang baik adalah seorang pemimpin yang baik. Dengan kata
lain, untuk menjadi pemimpin yang baik, orang perlu belajar untuk menjadi guru
yang baik. Pertanyaannya adalah, bagaimana cara menjadi guru yang baik? Menurut
Richard Leblanc, pengajar di York University, Ontario, Kanada, ada 10 hal yang
mesti diperhatikan, supaya kita bisa menjadi guru yang baik. (Leblanc, 1998):
a.
Cinta
Leblanc berpendapat, bahwa inti dari pengajaran dan pendidikan adalah
cinta. Dalam hal ini, bisa juga dikatakan, bahwa cinta, dalam soal pendidikan,
itu lebih penting daripada penalaran rasional semata. Di dalam cinta, ada niat
untuk mendorong orang untuk belajar, untuk membantu mereka menemukan sendiri
pola belajar yang pas, untuk menemukan diri mereka sendiri. Namun guru, ataupun
dosen, harus amat mencintai ilmu mereka sendiri terlebih dahulu. Cinta itu
tampak di dalam gaya mengajar dan gaya guru ataupun dosen mendampingi
murid-muridnya. Cinta itu lalu akan menular, sehingga si murid juga nantinya
mencintai ilmu pengetahuan yang diajarkan. Cinta pertama-tama bukan soal
transfer pengetahuan, tetapi transfer cinta.
Memimpin pun harus juga dilakukan dengan
cinta. Seorang pemimpin harus mencintai organisasi yang ia pimpin, dan juga
mencintai visi serta misi yang diemban oleh organisasi itu. Cinta yang
dimilikinya akan menular ke orang-orang yang ia pimpin. Hanya dengan begitu,
ditambah dengan tata kelola yang baik, visi dan misi organisasi tersebut bisa
sungguh menjadi kenyataan.
Saya mengajar
dengan segala cinta dan tenaga yang saya punya. Saya teringat, para mahasiswa
saya bertepuk tangan, setelah kelas berakhir. Tepuk tangan itu adalah tanda
apresiasi atas diskusi yang begitu mendalam, yang terjadi di kelas pada waktu
itu. Sampai sekarang, ketika melihat ke masa lalu, saya masih merasa, itu
adalah salah satu kelas terbaik yang pernah saya ajar. Saya rasa, para
mahasiswa pun berpikiran begitu.
b. Teori dan Praksis
Seorang guru
harus terus mengembangkan ilmunya. Itu tak dapat disangkal lagi. Ia perlu terus
membaca, dan belajar untuk menerapkan ilmu yang ia punya untuk menyelesaikan
masalah-masalah kehidupan. Hanya dengan begitu, ilmunya menjadi hidup, dan
mampu memberikan sumbangan untuk terciptanya kebaikan bersama.
Seorang
pemimpin pun perlu terus melakukan yang sama. Ia perlu terus belajar, membaca,
dan mencoba menerapkan teori serta ilmu yang ia punya untuk memperbaiki praksis
organisasi yang ia pimpin. Hanya dengan begitu, ia bisa mewujudkan visi dan
misi organisasi yang ia pimpin.
c. Paradoks
Leblanc juga
mencatat, bahwa seorang guru harus hidup dalam paradoks. Di satu sisi, ia harus
bersikap penuh hormat dan kelembutan pada murid-muridnya. Di sisi lain, ia juga
harus bersikap keras dan menerapkan displin secara konsisten pada
murid-muridnya, sehingga mereka bisa mengembangkan potensi dirinya semaksimal
mungkin. Setuju?
Seorang
pemimpin pun juga harus melakukan itu. Ia tahu kapan harus bersikap lembut dan
penuh hormat pada orang-orang yang ia pimpin. Namun ia juga harus tahu, kapan
ia harus bersikap keras, dan menerapkan displin yang konsisten pada orang-orang
yang ia pimpin, termasuk pada dirinya sendiri. Guru yang baik adalah seorang
pemimpin yang baik.
d. Keseimbangan yang Kreatif
Leblanc
berpendapat, bahwa guru yang baik adalah guru yang mampu bersikap seimbang
secara kreatif. Artinya, ia mampu membuat kurikulum pengajaran yang baku,
tetapi juga siap, bahwa dalam penerapan, kurikulum tersebut bisa berubah sesuai
dengan dinamika kelas, dan perkembangan ilmu yang ada. “Guru yang baik”,
demikian tulisnya, “adalah tentang keseimbangan kreatif antara diktator yang
otoriter di satu sisi, seorang pendorong (pemotivasi) yang baik di sisi lain.
Pemimpin
yang baik juga harus mampu bersikap fleksibel. Ia harus memiliki strategi untuk
mewujudkan visi dan misi organisasi yang ia pimpin. Namun, ia juga harus tahu,
bahwa strategi itu tidak mutlak, melainkan mampu berubah seturut dengan
perubahan situasi yang terjadi. Visi dan idealisme tetap ada, namun
penerapannya perlu untuk selalu membaca tanda-tanda jaman.
e. Soal Gaya
Leblanc
dengan jenaka menegaskan, bahwa seorang guru harus punya gaya. Ia harus bisa
menghibur siswa/mahasiswa. Dan ia juga tidak boleh kehilangan kedalaman ilmu
maupun refleksi ilmiahnya. Ia harus mampu berkeliling kelas, dan menyapa pesertadidik
untuk berpikir serta belajar dengan
rajin. Guru bisa dibayangkan sebagai pemimpin orkestra, dan murid-muridnya
adalah pemain beragam alat musik yang ada. Pendidikan yang baik bagaikan musik
yang indah.
Bukankah seorang pemimpin juga harus seperti itu? Bukankah ia harus punya gaya?
Bukankah ia harus mampu bercanda dengan orang-orang yang ia pimpin.
f. Humor
Leblanc juga
berpendapat, bahwa pengajaran yang baik tidak bisa dilepaskan dari humor dan
tawa! Guru yang baik tidak terlalu serius dalam melihat kehidupan. Ini
penting, supaya suasana belajar jadi lebih santai. Ini juga penting, supaya
murid melihat gurunya juga sebagai manusia yang punya kelemahan, dan pernah
gagal dalam hidupnya. Murid-murid pun bisa melihat wajah manusia di dalam sosok
gurunya yang, walaupun penuh kelemahan, mampu belajar dari kegagalannya, dan
maju terus menjalani kehidupan. Bagaimana menurut anda?
Pemimpin juga harus mampu mengundang humor dan tawa, terutama ketika memimpin
rapat. Ia mampu belajar dari kesalahannya sendiri, menertawakan
kebodohan-kebodohan yang pernah ia perbuat, dan mengajak orang untuk belajar
dari pengalamannya. Seorang pemimpin juga adalah manusia yang, walaupun
menjalani hidup yang sulit, tetap maju terus melangkah dengan pasti di dalam
kehidupan. Apakah anda adalah orang yang seperti itu?
g. Memberikan Waktu
Leblanc juga menegaskan, bahwa guru yang baik mencintai dan merawat
murid-muridnya. Untuk bisa menerapkan cinta tersebut, ia butuh memberikan waktu
dan tenaganya, bahkan lebih daripada yang dituntut darinya. “Menjadi guru yang
baik”, demikian tulisnya, “berarti memberikan waktu banyak yang tak pernah
dihargai untuk mengoreksi, membuat dan mengubah materi pengajaran, dan
mempersiapkan bahan untuk mengembangkan pengajaran.
h. Sumber Daya
Guru dan pemimpin yang baik juga harus didukung oleh sumber daya yang memadai.
Sumber daya itu mencakup dana yang cukup, kesempatan yang cukup, dukungan dari
manajemen dan kepemimpinan tertinggi, serta kebijakan-kebijakan yang cukup
terbuka, namun mampu mewujudkan visi dan misi pendidikan menjadi kenyataan.
Guru dan pemimpin yang baik akan mati tercekik, ketika tidak didukung oleh
sumber daya yang memadai dari lingkungannya.
i.
Untuk Tujuan yang Lebih
Tinggi
Guru yang baik tidak mengajar untuk mendapatkan uang semata. Ia tidak mengajar
untuk mendapatkan nama baik semata. Ia bekerja untuk tujuan yang lebih tinggi,
yakni membentuk generasi bangsa masa depan yang mampu berpikir kritis,
reflektif, kreatif, dan “bernafsu” untuk mewujudkan kebaikan bersama untuk
semua. Dengan mengejar tujuan yang lebih tinggi, uang dan nama baik akan
mengikuti.
Seorang
pemimpin juga harus bekerja untuk tujuan yang lebih tinggi, yang sejalan dengan
visi dan misi organisasi yang ia pimpin. Ia hidup dan bekerja dengan visi yang
jelas, serta tidak gampang tergoda dengan keuntungan jangka pendek, ataupun
kesempatan yang tidak jujur untuk mendapatkan keuntungan singkat. Ia yakin,
bahwa uang dan nama baik akan datang, jika ia dan organisasinya memberikan yang
terbaik kepada masyarakat sesuai dengan visi dan misi organisasinya.
Tulisan ini diinspirasikan
dari tulisan Richard Leblanc Leblanc, Richard, “Good Teaching: The Top Ten
Requirements,” The Teaching Professor (June-July 1998), 1,7 and reprinted in:
Insight: Advanced Learning Through Faculty Study, newsletter of the Teaching
Excellence Centre, Rutgers University, Camden Campus (Fall 1998), 1, 2; The
Point, newsletter of United Faculty of PBCC, (November 1998), 6; Briarcliffe
College Faculty Newsletter, Briarcliffe College, Bethpage, NY (January-February
1999), 2; and Focus on Teaching, Newsletter of Buffalo State University of New
York (Spring 1999), 2. http://www.yorku.ca/rleblanc/html/teach.html
Bagaimana
menjadi pemimpin
Menjadi
pemimpin tentua bukanlah hal yang mudah. Pemimpin itu biasanya memiliki
sifat-sifat tertentu yang memang mencirikan karakter serang pemimpin yang kuat
dan berkarisma. Meschane (dalam Suwaidan & Basyarahil, 2005) menjelakan
setidaknya ada tujuh sifat-sifat seorang pemimpin.
1.
Motivasi. Keinginan dalam diri yang di miliki oleh seorang
pemimpin untuk menggunakan kekuatannya dalam menggerakkan seseorang mencapai tujuan
mereka dengan menggunakan hubungan-hubungan sosial kemanusiaan.
2.
Personalitas. Motor penggerak yang mendorong seorang
pemimpin menuju tujuan
3.
Kredibilitas. Jujur, teladan, serta kesesuaian antara
perkataan dan tindakan, sehingga melihirkan kepercayaan para penikut (beberapa
kajian menunjukkan sifat-sifat inilah yang dicari para pengikut).
4.
Percaya diri. Keyakinan pemimpin aan keahlian dan potensnya
dalam meraih tujuan dan bertindak dengan cara yang membuat para pengikut
percaya terhadap kemampuannya.
5.
Intelegensi. Kecerdasan di atas rata-rata manusia biasa
dalam menangani tumpukan informasi dan menganalisanya agar sampai kepada
soludi-solusi pengganti dan memanfaatkan kesempatan yang tidak tampak (dalam
hal ini pemimpin tidak harus, sampai pada derajat jenius, akan tetapi ia harus
lebih tinggi d atas rata-rata kecerdasan manusia.
6.
Menguasai permasalahan. Pemimpin harus menguasai
permasalahan yang di kendalikakannya, termasuk juga kondisi dan lingkungan
tempat ia bekerja, sehingga ia sampai ke derajat pemahaman karakteristik
keputusan-keputusan yang sesuai dan mengambil atau menolak usulan-usulan yang
di ajukan.
7.
Pengawasan diri. Pemimpin yang efektif memiliki control diri
yang memungkinkannya untuk merasakan setiap perubahan yang ada di sekitarnya.
KEPEMIMPINAN GURU DALAM PENDIDIKAN
Iklim yang tidk kondusif akan berdampak negative terhadap proses pembelajaran dan
sulit di tercapainya tujuan pembelajaran. Siswa akan merasa gelisah, resah dan
bosan, dan jenuh. Sebaliknya iklim belajar yang kondusif menarik dapat dengan
mudah tercapainya tujuan pembelajaran. Dan proses pembelajaran dapat
menyenangkan bagi murid.
Dalam impementasi kurikulum 2004, para
ahli menyarankan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan akademik,
baik secara fisik maupun non fisik, lingkungan fisik merupakan kondisi yang
harus didukung oleh berbagai sarana, laboratorium, dan media lain. Lingkungan non fisik memberikan peran yang
cukup besar dalam mempengaruhi kondisi belajat terutama pengaturan lingkungan
belajar, penampilan, sikap guru hubungan harmonis antara guru dan peserta didik
itu sendiri, serta organisasi dan bahan
pembelajaran secara tepat. Sesuai
dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik.
Soedomo (mulyasa;2005:15) menggaris
bawahi semakin menyenanngakn tatanan lingkungan fisik, akan memberikan dampak
positif bagi proses belajar. Para pakar psikologis aliran ekologik telah
mendapatkan temuan-temuan penelitian bahwa tata warna secara langsung
mempengaruhi suasan jiwa, warna-warna cerah cendrung menyiratkan keceriaan dan
suasana jiwa yang optimistic, sedangkan penggunaan waran-warna suram akan
memberikan pengaruh sebaliknya.
Lingkungan belajar harus mendapakan
perhatian besar, karena lingkungan mempengaruhi situasi belajar. Siswa tidak
akan merasa nyaman, aman dan tentram mana kala kondisi lingkungan yang tidak
mendukung seperti letak sebuah sekolah, kebersihan sekolah, sirkulasi udara,
tata ruang, suasana belajar
Lingkungan yang kondusif menurut mulyasa
(2005:16-17) dapat dikembangkan melalui
berbagai layanan sebagai berikut :
1. Memberikan
pilihan bagi perserta didik yang lambat
maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran. Pilihan dan pelayanan
individual bagi peserta didik, terutama bagi mereka yang lambat belajar akan
membangkitkan nafsu dan semangat belajar, sehingga membuat mereka betah belajar
di sekolah.
2. Memberikan
pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang berprestasi/ berprestasi
rendah.
3. Mengembangkan
organisasi kelas yang efektif, menarik dan nyaman dan aman bagi perkembangan potensi seluruh
peserta didik. Secara optimal, termasuk dalam hal ini adalah penyediaan bahan
pembelajaran yang menark dan menantang bagi peserta didik, serta pengelolaan
kelas yang tepat, efektif dan efesien.
4. Menciptakan
kerja sama saling mengahrgai, baik antar
peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain. Hal ini
mengimpikasikan bahwa setiap peserta didik memiliki kesempatan yang
seluas-luasnya untuk mengemukakan pandangannya tanpa rasa takut mendapat sangsi
atau dipermalukan.
5. Melibatkan
peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran. Dalamhal ini
guru harus memposisikan diri sebagai pembimbing dan manusia sumber.
6. Mengembangkan
proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dn
guru, sehingga guru lebih banyak sebagai fasilitator dan sebagi sumber belajar.
7. Mengembangkan
system evaluasi belajar dan pembelajaran
yang menekankan pada evaluasi diri sendiri (self evalution), dalam hal
ini guru sebagai fsilitator harus membantu peserta didik untuk menilai
bagaimana mereka memperoleh kemajuan dalam
proses belajar yang dilaluinya.
Tanggung jawab seorang
guru ditangannya harus tercipta manusia-manusia yang berbudi luhur, berprilaku
baik, berprestasi, berkualitas, dan berakhlak mulia. Tanggung jawab ini
merupakan alat ukur guru kesuksesan seorang guru dalam memberikan pelajaran
Guru adalah seorang figur yang mulia dan
dimulikan banyak orang. Kehadiran guru di tengah-tengah kehidupan manusia
sangat penting. Tanpa ada guru atau seseorang yang dapat ditiru, diteladani
oleh manusia untuk belajar dan berkembang, manusia tidak akan memiliki norma,
agama, sulit dibayangkan
Guru orang yang pertama
mencerdaskan manusia, orang yang member bekal pengetahuan, pengalaman menanamkan nilai-nilai budaya dan agama
terhadap peserta didik. Dilembaga pendidikan guru menjadi orang yang pertama
bertugas membimbing, mengajar dan melatih anak-anak dalam mencapai kedewasaan
Dalam melaksanakan
tugasnya seorang guru mempunyai kode etik. Kode etik guru merupakan jiwa dari
pancasila dan undang-undang dasar 1945 serta bertaggung jawab atas
terwujudnyacita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 agustus 1945. Maka
guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagi guru dalam
mempedomani dasar-dasar sebagai berikut:
1. Guru berbakti
membimbing anak-anak didik seutuhnya untuk membantuk manusia pembangunan yang
berpancasila.
2.
Guru mempunyai
kejujuran yang professional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
anak didik masing-masing.
3.
Guru mengadakan
komunikasi terutama dlam memperoleh informasi tentang anak didik. Tetapi
menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaa.
4.
Guru menciptakan
suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan orang tua murid sebaik-baiknay demi kepentingan anak didik.
5.
Guru menciptakan
suasana kehidupan sekolah dan memeilihara hubungan baik dengan orang tua murid
sebaik-baiknya demi kepentingan anak didik.
6.
Guru memelihara
hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan anak didik. ‘
7.
Guru secara
bersama-samaberusaha untuk mengembangkan dan meningkatkan profesinya.
8.
Guru menciptakan
dan memelihara hubungan antar sesame guru baik berdasarkan hubungan kerja
maupun hubungan secara keseluruhan.
9.
Guru secara
bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru
professional sebagai sarana pengabdiannya.
10.
Guru
melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaknsanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.
Oemar Hamalik dalam bukunya proses
belajar mengajar (2001;118) guru professional harus memiliki persyaratan:
1. Memiliki
bakat sebagai seorang guru
2. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi
3. Memiliki
mental yang sehat.
4. Berbadan
sehat
5. Memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang luas
6. Guru
adalalah manusai yang berjiwa pancasila
7. Guru
adalah warga Negara yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar