eq

tika

Sabtu, 18 Mei 2013

Kepemimpinan Guru

KEPEMIMPINAN GURU/DOSEN

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu pokok bahasan yang menarik bagi setiap kehidupan manusia, baik itu pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Pendidikan ini tidak akan lepas dari pandangan masyarakat bahwa dengan pendidikan akan dapat meningkatkan harkat martabat seseorang. Untuk itu semua aspek yang berhubungan dengan pendidikan merupakan hal yang penting untuk di bahas untuk dijadikan pembaharuan dan pengembanngan
Ketika kita berbicara mengenai pendidikan, tidak akan pernah terlepas dari maslah, guru, peserta didik, sekolah, kurikulum, metode mengajar, media pengajaran, dan aspek lain-lainya yang berkaitan dengan pendidikan. Semua aspek diatas tidak bisa dipisahkan dalam pembahasan dalam rangka mengadakan pembaharuan dan pengembangan untuk pendidikan.
Salah satu unsur yang berpengaruh dalam keberhasilan sebuah pendidikan adalah Guru, guru merupakan orang yang menjadi motor dalam menggerakkan proses pendidikan yang akan diberikan kepada peserta didik, dengan segala keilmuwan yang dimiliknya, guru harus dapat menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Guru atau pendidik adalah orang yang mempunyai banyak ilmu, mau mengamalkan dengan sungguh-sungguh, toleran dan menjadikan peserta didiknya lebih baik dlam segala hal (Thoifuri;1:2007). Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, aman dan nyaman, dan kondusif di kelas, keberadaannya di tengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan dan kejenuhan belajar yang terasa berat di terima oleh para siswa. Guru juga merupakan representasi orang yang ucapanya dan tindakannya perlu digugu dan ditiru, guru juga merupakan pribadi yang utuh untuk merubah prilaku dan kepribadian peserta didik.
Di kelas guru merupakan seorang manajer, guru harus mendesain kegiatan pembelajaran dalam kelas, memanej kurikulum, memanej program pengajaran,memanej tenaga kepemimpinan, memanej siswa, memanej keuangan, dan memanej saran prasarana. Untuk dapat memanej semuanya itu harus diperlukan sebuah jiwa kepemimpinan, agar semua sistem pendidikan yang menunjang pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Peran dan fungsi seorang guru dalam kegiatan pembelajaran
sangat vital ,karena ditangan gurulah siswa dapat menikmati kegiatan belajarnya,demotivasi bahkan phobia sekolah.Karena tantangan itulah dibutuhkan seorang guru yang memiliki jiwa kepemimpinan yang mampu mempengaruhi siswa yang dapat mengikuti proses pembelajaran untuk mencapai target kompetensi yang diharapkan terutama prestasi belajar.




PEMBAHASAN
1.        Pengertian guru
Guru (dari Sanskerta: गुरू yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah "berat") guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.    (http://id.wikipedia.org/wiki/Guru.)
Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. http://bayuzu.blogspot.com/2012/07/pengertian-guru.html
2.        Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah  proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisir dalam usaha-usaha menentukan tujuan dan mencapainya (Ralph Stogdill;1990:209)
Menurut  Orward Tead (dalam The art of Leadership) Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang agar mereka mau bekerja sama  untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut George Terry (dalam Principle of Management) kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.  Menurut Kimmball Young sosiolog terkenal dari Amerika mendefinisikan kepemimpinan adalah satu bentuk dominasi yang didasari dengan kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong dan mengajak orang lain berbuat sesuatu, dan memiliki keahlian khusus pada situasi khusus.
Dalam arti sederhana kepemimpinan adalah suatu kemampun untuk berproses dari seseorang untuk dapat membawakan tujuan dari kelompok yang dipimpinnya (Moko Astomoen;2005:431)
Jika dilihat dari pengertian kepemimpinan diatas, maka kepemimpinan itu merupakan kegiatan yang berusaha untuk mempengaruhi seseorang agar mau berbuat/bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Guru sebagai seorang yang pemimpin di kelas maka si guru harus berusaha untuk mengajak peserta didik agar mau berbuat, beraktifitas dan menjalankan semua proses kegiatan belajar supaya peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran. Untuk menjadi guru yang mempunyai jiwa kepemimpinan diperlukan:
a.     Pengetahuan
b.    Ilmu dan pengalaman
c.     Keterampilan
d.    Mental, sikap, integritas, dan disiplin
e.     Visi
f.     Pemikiran taktis dan strategis
g.    Pembawan sikap
h.    Sifat, karakter dan gaya
i.      Memiliki rasa humor yang tinggi.

3.    Pentingnya kepemimpinan seorang  guru
Kepemimpinan guru dalam pendidikan amat berpengaruh dalam menghasilkan out put yang berprestasi, baik akademik maupun non akademik. Karena dengan adanya jiwa kepemimpinan seorang guru dapat mempengaruhi dan mengajak para peserta didik untuk dapat melaksanakan aktifitas pembelajaran.  Berdasarkan sumber yang dikutip dari http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2025069-kepemimpinan-guru-dalam-pendidikan/#ixzz10B9PuLNS. Guru harus memiliki jiwa kepemimpinan karena ada beberapa hal:

a.        Seorang Guru adalah Sosok Yang Digugu (ditaati) dan Di Tiru
Untuk menjadi guru yang dapat dijadikan teladan dibutuhkan sosok yang yang memiliki karakter alias integritas dan identitas yang kuat,mencerminkan kematangan emosi,berjiwa melindungi dan independen. Sehingga setiap perilaku dan perlakuan kepada peserta didik adalah murni hasil dari kebijakan hati nurani yang mempertimbangan kepentingan  kemajuan dan terbaik siswa yang didasarkan atas fakta dan realitas hasil dari pemikiran dan analisa.Selain itu memiliki jiwa kasih dan kepedulian pada setiap perbedaan individu siswa,individual differences focus. Sehingga siswa dapat terakomodasi pengemabangan bakat dan minatnya guna mencapai prestasi setinggi–tingginya. Mengindarkan diri dari ketidaksesuaian antara ucapan dan tindakan, karena dapat menurunkan respect siswa tergahadap dirinya.

b.    Pelopor Semangat Belajar
Keberanian guru untuk dapat menunjukkan kegigihan menghadapi perubahan dan mengatasi kesulitan dengan daya juang dan semangat belajar tinggi akan menjadi insipirasi bagi peserta didik. Bagaimana pun juga guru harus mengerahkan segala kemampuan untuk terus belajar dan meningkatan kompetensinya sebagai pelopor semangat belajar peserta didik. sesulit apapun medan yang dihadapinya.Guru bukan sosok yang suka mengeluh oleh minimnya sarana dan prasarana namun dengan berani melakukan berbagai terobosan dengan berbagai daya kreatifnya.    Daya kreatifitas guru dapat menggunakan alam sekitar sebagai media belajar peserta didik sekaligus mendorong peserta didik untuk berani berkompetisi meskipun dengan keminiman fasilitas yang ada. Dengan demikian para peserta didik memilik rasa percaya diri dan daya saing.


c.    Menciptakan Harmoni
Seorang guru yang unik dan berkarakter dengan jiwa kepemimpinan biasanya tidak banyak dalam satu tim disekolah dan tidak jarang gagasan  serta ide cemerlangnya tidak mendapat dukungan, bahkan guru bersangkutan dimusuhi oleh sesama rekan kerjanya. Mengendalikan tim memang bukan pekera mudah apalagi  tidak banyak orang secara suka rela keluar dari “zona nyamannya” menyongsong  perubahan kerah kemajuan dan perbaikan. Seorang guru yang tidak memiliki the art of leadership   akan sulit beradaptasi dengan perubahan di internal sekolah ,tidak memiliki kemampuan  menetapkan prioritas kedepan lebih memilih bertahan dan bergabung dengan “kroni “anti perubahan diantara sesama rekan guru.Sehingga potensi konflik semakin lebar. Sebaliknya seorang guru yang bertalenta pemimpin akan mampu menciptakan harmoni ,menyatukan perbedaan yang ada sehingga perbedaan karakter ,dapat mewujudkan target dari keinginan dan tujuan sekolah secara bersam sama membela kepentingan terbaik siswa.

d.        Membangkitkan Potensi Dan Talenta Peserta didik
Tidak ada peserta didik bodoh, yang ada peserta didik yang belum tereksplorasi keberbakatannya menjadi sebuah prestasi. Setiap anak  dikarunia oleh Tuhan  talenta dan potensi yang unik. Namun karena hambatan sosial,psikologis,latar belakang keluarga dan perlakuan serta program pendidikan ,potensi itu tenggelam.Sehingga peserta didik terlihat seakan anak yang gagal  apalagi jika ukurannya hanya prestasi akademik peserta didik, atau peserta didik yang sebenarnya memiliki potensi berperestasi akademik menjadi kelihatan biasa biasa saja  dan tidak menonjol. Lantaran seorang guru tidak memiliki the art of leadersip terutama mengakomodasi  dan membangkitkan ,potensi yang dimiliki siswa.
Seorang guru yang memiliki seni kepemimpinan akan mampu membangkitkan potensi peserta didik dan memberikan semangat kepada peserta didik untuk mencapai prestasi puncaknya. Melalui pemberian kebebasan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan minat dan bakatnya tanpa ada sangsi pada prestasi akademiknya, jika peserta didik  mengambil prioritas untuk berkompetisi bidang non akademik  dibanding masuk kelas. Guru berasangkutan dapat memberikan kepercayaan  dan dukungan kepada peserta didik dengan berprinsip “kebebasan yang bertanggung jawab”.

e.    Mengelolah Semangat Berprestasi 
Guru yang memiliki kecakapan the art of leadership dapat terus menjaga aura berprestasi yang telah diraih sekaligus berupaya meningkatkan kemajuan sekolah serta menjaga citra positif yng sudah terbentuk. Mengelola semangat  berprestasi ini dapat menular kepada ssama rekan kerja dan peserta didik baik mendapatkan reward ,finansial ataupun tidak.
Seorang guru dapat membangkitkan semangat pengabdian rekan  guru serta kesadaran filosofi pendidikan yakni memberdayakan peserta didik untuk mencapai prestasi optimalnya sekaligus menjadi contoh perilaku dari motivasi nya.Sehingga guru yang lain pun memiliki kebermakanaan dalam bekerja untuk memberikan pelayanan terbaik yang bisa dilakukan demi kemajuan dan prestasi serta daya saing siswa.
Mutu out put /out-come yang berkualitas  tergantung dari proses pendidikan yaang ada disekolah ,sedangkan mutu proses pendidikan tergantung dari mutu para guru ,mutu guru sangat bergantung pada mutu pengelolaan  the art of leadership dari dalam diri guru..!

3.    Indikator-indikator guru yang baik dalam kepemimpinan
Menjadi pemimpin tentu bukanlah hal yang mudah. Pemimpin itu biasanya memiliki sifat-sifat tertentu yang memang mencirikan karakter serang pemimpin yang kuat dan berkharisma. Meschane (dalam Suwaidan & Basyarahil, 2005) menjelakan setidaknya ada tujuh sifat-sifat seorang pemimpin.
1.      Motivasi. Keinginan dalam diri yang di miliki oleh seorang pemimpin untuk menggunakan kekuatannya dalam menggerakkan seseorang mencapai tujuan mereka dengan menggunakan hubungan-hubungan sosial kemanusiaan
2.      Personalitas. Motor penggerak yang mendorong seorang pemimpin menuju tujuan.
3.      Kredibilitas. Jujur, teladan, serta kesesuaian antara perkataan dan tindakan, sehingga melihirkan kepercayaan para penikut (beberapa kajian menunjukkan sifat-sifat inilah yang dicari para pengikut).
4.      Percaya diri. Keyakinan pemimpin aan keahlian dan potensnya dalam meraih tujuan dan bertindak dengan cara yang membuat para pengikut percaya terhadap kemampuannya.
5.      Intelegensi. Kecerdasan di atas rata-rata manusia biasa dalam menangani tumpukan informasi dan menganalisanya agar sampai kepada soludi-solusi pengganti dan memanfaatkan kesempatan yang tidak tampak (dalam hal ini pemimpin tidak harus, sampai pada derajat jenius, akan tetapi ia harus lebih tinggi d atas rata-rata kecerdasan manusia.
6.      Menguasai permasalahan. Pemimpin harus menguasai permasalahan yang di kendalikakannya, termasuk juga kondisi dan lingkungan tempat ia bekerja, sehingga ia sampai ke derajat pemahaman karakteristik keputusan-keputusan yang sesuai dan mengambil atau menolak usulan-usulan yang di ajukan.
7.      Pengawasan diri. Pemimpin yang efektif memiliki control diri yang memungkinkannya untuk merasakan setiap perubahan yang ada di sekitarnya. http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/02/guru-adalah-pemimpin/
Jika seorang guru mempunyai karakter/jiwa kepemimpinan maka. Guru tersebut akan memiliki indikator-indikator sebagai guru yang baik,Adapun criteria atau tanda-tanda guru yang baik dalam kepemimpinan adalah:
a.    Memiliki keterampilan mengajar yang baik.
Guru yang mempunyai kompetensi pedagogik tinggi adalah guru yang senantiasa mempunyai ketrampilan mengajar yang sangat baik, yaitu dengan berbagai cara dalam memilih model, strategi dan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar dan karakteristik peserta didiknya.

b.    Memiliki Wawasan yang luas
Seorang Guru hendaknya secara terus menerus mengembangkan dirinya dengan meningkatkan penguasaan pengetahuan secara terus menerus sehingga pengetahuan yang dimilikinya senantiasa berkembang mengikuti perkembangan jaman.

c.    Menguasai Kurikulum
Kurikulum dapat berubah sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan dan masukan para pakar. Saat ini di semua satuan tingkat pendidikan menerapkan KBK/KTSP, sehingga dalam implementasi KBK guru memposisikan sebagai fasilisator dalam proses pembelajaran. 

d.   Menguasai media pembelajaran
Guru profesional harus mampu menguasai media pembelajaran, Pengembangan alat/media pembeljaran dapat berbasis kompetensi lokal maupun modern dan berbasi ICT. Saat ini Dinas Pendidikan Kota / Kabupaten telah mewajibkan guru tersertifikasi memiliki laptop guna meningkatkan kuaitas pembelajaran.

e.    Penguasaan teknologi
Penguasaan teknologi mutlak diperlukan oleh guru. Guru hendaknya menguasai materi dan sekaligus metode penelitiannya sesuai dengan kedalaman materi yang diajarkan. jaringan dengan Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan Instansi yang terkait lainnya.

f.     Memiliki kepribadian yang baik 
Jika seorang pendidik mempunyai karakter seperti diatas, akan disenangi oleh peserta didik, dengan sendirinya akan disenangi ilmu yang diajarkannya juga. Banyak peserta didik yang membenci suatu ilmu atau materi pembelajaran karena watak gurunya yang keras, kasar dan cara mengajar guru yang sulit. Nah dan disisi lain pula peserta menyukai dan terarik untuk mempelajari suatu ilmu atau mata pelajaran, karena cara perlakuan yang baik, kelembutan, keteladanannya yang indah dari gurunya.

g.    Menjadi teladan yang baik
Guru hendaknya menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya. Untuk memperoleh jawaban tentang ciri-ciri ideal seorang guru yang dapat dijadikan teladan oleh peserta didik, peling tidak harus melakukan pendekatan terhadap peserta didiknya.
berdasarkan kutipan yang diambil dari
http://gurukreatif.wordpress.com/2009/11/06/10-ciri-guru-profesional/
1.    Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama.
2.    Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
3.    Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa  mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4.    Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif,  membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas.
5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi  panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.

6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.


7.    Pengetahuan tentang Kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga  memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
8.    Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.
9. Selalu memberikan yang terbaik  untuk Anak-anak dan proses Pengajaran
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan  mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.
10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.
Guru yang baik adalah seorang pemimpin yang baik. Dengan kata lain, untuk menjadi pemimpin yang baik, orang perlu belajar untuk menjadi guru yang baik. Pertanyaannya adalah, bagaimana cara menjadi guru yang baik? Menurut Richard Leblanc, pengajar di York University, Ontario, Kanada, ada 10 hal yang mesti diperhatikan, supaya kita bisa menjadi guru yang baik. (Leblanc, 1998):
a.    Cinta
Leblanc berpendapat, bahwa inti dari pengajaran dan pendidikan adalah cinta. Dalam hal ini, bisa juga dikatakan, bahwa cinta, dalam soal pendidikan, itu lebih penting daripada penalaran rasional semata. Di dalam cinta, ada niat untuk mendorong orang untuk belajar, untuk membantu mereka menemukan sendiri pola belajar yang pas, untuk menemukan diri mereka sendiri. Namun guru, ataupun dosen, harus amat mencintai ilmu mereka sendiri terlebih dahulu. Cinta itu tampak di dalam gaya mengajar dan gaya guru ataupun dosen mendampingi murid-muridnya. Cinta itu lalu akan menular, sehingga si murid juga nantinya mencintai ilmu pengetahuan yang diajarkan. Cinta pertama-tama bukan soal transfer pengetahuan, tetapi transfer cinta.
 Memimpin pun harus juga dilakukan dengan cinta. Seorang pemimpin harus mencintai organisasi yang ia pimpin, dan juga mencintai visi serta misi yang diemban oleh organisasi itu. Cinta yang dimilikinya akan menular ke orang-orang yang ia pimpin. Hanya dengan begitu, ditambah dengan tata kelola yang baik, visi dan misi organisasi tersebut bisa sungguh menjadi kenyataan. 
Saya mengajar dengan segala cinta dan tenaga yang saya punya. Saya teringat, para mahasiswa saya bertepuk tangan, setelah kelas berakhir. Tepuk tangan itu adalah tanda apresiasi atas diskusi yang begitu mendalam, yang terjadi di kelas pada waktu itu. Sampai sekarang, ketika melihat ke masa lalu, saya masih merasa, itu adalah salah satu kelas terbaik yang pernah saya ajar. Saya rasa, para mahasiswa pun berpikiran begitu.
b.    Teori dan Praksis
Seorang guru harus terus mengembangkan ilmunya. Itu tak dapat disangkal lagi. Ia perlu terus membaca, dan belajar untuk menerapkan ilmu yang ia punya untuk menyelesaikan masalah-masalah kehidupan. Hanya dengan begitu, ilmunya menjadi hidup, dan mampu memberikan sumbangan untuk terciptanya kebaikan bersama.
Seorang pemimpin pun perlu terus melakukan yang sama. Ia perlu terus belajar, membaca, dan mencoba menerapkan teori serta ilmu yang ia punya untuk memperbaiki praksis organisasi yang ia pimpin. Hanya dengan begitu, ia bisa mewujudkan visi dan misi organisasi yang ia pimpin.
c.    Paradoks
Leblanc juga mencatat, bahwa seorang guru harus hidup dalam paradoks. Di satu sisi, ia harus bersikap penuh hormat dan kelembutan pada murid-muridnya. Di sisi lain, ia juga harus bersikap keras dan menerapkan displin secara konsisten pada murid-muridnya, sehingga mereka bisa mengembangkan potensi dirinya semaksimal mungkin. Setuju?
Seorang pemimpin pun juga harus melakukan itu. Ia tahu kapan harus bersikap lembut dan penuh hormat pada orang-orang yang ia pimpin. Namun ia juga harus tahu, kapan ia harus bersikap keras, dan menerapkan displin yang konsisten pada orang-orang yang ia pimpin, termasuk pada dirinya sendiri. Guru yang baik adalah seorang pemimpin yang baik.      
    
d.   Keseimbangan yang Kreatif 
Leblanc berpendapat, bahwa guru yang baik adalah guru yang mampu bersikap seimbang secara kreatif. Artinya, ia mampu membuat kurikulum pengajaran yang baku, tetapi juga siap, bahwa dalam penerapan, kurikulum tersebut bisa berubah sesuai dengan dinamika kelas, dan perkembangan ilmu yang ada. “Guru yang baik”, demikian tulisnya, “adalah tentang keseimbangan kreatif antara diktator yang otoriter di satu sisi, seorang pendorong (pemotivasi) yang baik di sisi lain.
Pemimpin yang baik juga harus mampu bersikap fleksibel. Ia harus memiliki strategi untuk mewujudkan visi dan misi organisasi yang ia pimpin. Namun, ia juga harus tahu, bahwa strategi itu tidak mutlak, melainkan mampu berubah seturut dengan perubahan situasi yang terjadi. Visi dan idealisme tetap ada, namun penerapannya perlu untuk selalu membaca tanda-tanda jaman.
e.    Soal Gaya
           Leblanc dengan jenaka menegaskan, bahwa seorang guru harus punya gaya. Ia harus bisa menghibur siswa/mahasiswa. Dan ia juga tidak boleh kehilangan kedalaman ilmu maupun refleksi ilmiahnya. Ia harus mampu berkeliling kelas, dan menyapa pesertadidik  untuk berpikir serta belajar dengan rajin. Guru bisa dibayangkan sebagai pemimpin orkestra, dan murid-muridnya adalah pemain beragam alat musik yang ada. Pendidikan yang baik bagaikan musik yang indah.
            Bukankah seorang pemimpin juga harus seperti itu? Bukankah ia harus punya gaya? Bukankah ia harus mampu bercanda dengan orang-orang yang ia pimpin.
f. Humor
Leblanc juga berpendapat, bahwa pengajaran yang baik tidak bisa dilepaskan dari humor dan tawa! Guru yang baik tidak terlalu serius dalam melihat kehidupan. Ini penting, supaya suasana belajar jadi lebih santai. Ini juga penting, supaya murid melihat gurunya juga sebagai manusia yang punya kelemahan, dan pernah gagal dalam hidupnya. Murid-murid pun bisa melihat wajah manusia di dalam sosok gurunya yang, walaupun penuh kelemahan, mampu belajar dari kegagalannya, dan maju terus menjalani kehidupan. Bagaimana menurut anda?
            Pemimpin juga harus mampu mengundang humor dan tawa, terutama ketika memimpin rapat. Ia mampu belajar dari kesalahannya sendiri, menertawakan kebodohan-kebodohan yang pernah ia perbuat, dan mengajak orang untuk belajar dari pengalamannya. Seorang pemimpin juga adalah manusia yang, walaupun menjalani hidup yang sulit, tetap maju terus melangkah dengan pasti di dalam kehidupan. Apakah anda adalah orang yang seperti itu?
g.    Memberikan Waktu
            Leblanc juga menegaskan, bahwa guru yang baik mencintai dan merawat murid-muridnya. Untuk bisa menerapkan cinta tersebut, ia butuh memberikan waktu dan tenaganya, bahkan lebih daripada yang dituntut darinya. “Menjadi guru yang baik”, demikian tulisnya, “berarti memberikan waktu banyak yang tak pernah dihargai untuk mengoreksi, membuat dan mengubah materi pengajaran, dan mempersiapkan bahan untuk mengembangkan pengajaran.
h.    Sumber Daya
            Guru dan pemimpin yang baik juga harus didukung oleh sumber daya yang memadai. Sumber daya itu mencakup dana yang cukup, kesempatan yang cukup, dukungan dari manajemen dan kepemimpinan tertinggi, serta kebijakan-kebijakan yang cukup terbuka, namun mampu mewujudkan visi dan misi pendidikan menjadi kenyataan. Guru dan pemimpin yang baik akan mati tercekik, ketika tidak didukung oleh sumber daya yang memadai dari lingkungannya.
i.      Untuk Tujuan yang Lebih Tinggi
            Guru yang baik tidak mengajar untuk mendapatkan uang semata. Ia tidak mengajar untuk mendapatkan nama baik semata. Ia bekerja untuk tujuan yang lebih tinggi, yakni membentuk generasi bangsa masa depan yang mampu berpikir kritis, reflektif, kreatif, dan “bernafsu” untuk mewujudkan kebaikan bersama untuk semua. Dengan mengejar tujuan yang lebih tinggi, uang dan nama baik akan mengikuti.
Seorang pemimpin juga harus bekerja untuk tujuan yang lebih tinggi, yang sejalan dengan visi dan misi organisasi yang ia pimpin. Ia hidup dan bekerja dengan visi yang jelas, serta tidak gampang tergoda dengan keuntungan jangka pendek, ataupun kesempatan yang tidak jujur untuk mendapatkan keuntungan singkat. Ia yakin, bahwa uang dan nama baik akan datang, jika ia dan organisasinya memberikan yang terbaik kepada masyarakat sesuai dengan visi dan misi organisasinya.
Tulisan ini diinspirasikan dari tulisan Richard Leblanc Leblanc, Richard, “Good Teaching: The Top Ten Requirements,” The Teaching Professor (June-July 1998), 1,7 and reprinted in: Insight: Advanced Learning Through Faculty Study, newsletter of the Teaching Excellence Centre, Rutgers University, Camden Campus (Fall 1998), 1, 2; The Point, newsletter of United Faculty of PBCC, (November 1998), 6; Briarcliffe College Faculty Newsletter, Briarcliffe College, Bethpage, NY (January-February 1999), 2; and Focus on Teaching, Newsletter of Buffalo State University of New York (Spring 1999), 2. http://www.yorku.ca/rleblanc/html/teach.html   
Bagaimana menjadi pemimpin
Menjadi pemimpin tentua bukanlah hal yang mudah. Pemimpin itu biasanya memiliki sifat-sifat tertentu yang memang mencirikan karakter serang pemimpin yang kuat dan berkarisma. Meschane (dalam Suwaidan & Basyarahil, 2005) menjelakan setidaknya ada tujuh sifat-sifat seorang pemimpin.
1.      Motivasi. Keinginan dalam diri yang di miliki oleh seorang pemimpin untuk menggunakan kekuatannya dalam menggerakkan seseorang mencapai tujuan mereka dengan menggunakan hubungan-hubungan sosial kemanusiaan.
2.      Personalitas. Motor penggerak yang mendorong seorang pemimpin menuju tujuan
3.      Kredibilitas. Jujur, teladan, serta kesesuaian antara perkataan dan tindakan, sehingga melihirkan kepercayaan para penikut (beberapa kajian menunjukkan sifat-sifat inilah yang dicari para pengikut).
4.      Percaya diri. Keyakinan pemimpin aan keahlian dan potensnya dalam meraih tujuan dan bertindak dengan cara yang membuat para pengikut percaya terhadap kemampuannya.
5.      Intelegensi. Kecerdasan di atas rata-rata manusia biasa dalam menangani tumpukan informasi dan menganalisanya agar sampai kepada soludi-solusi pengganti dan memanfaatkan kesempatan yang tidak tampak (dalam hal ini pemimpin tidak harus, sampai pada derajat jenius, akan tetapi ia harus lebih tinggi d atas rata-rata kecerdasan manusia.
6.      Menguasai permasalahan. Pemimpin harus menguasai permasalahan yang di kendalikakannya, termasuk juga kondisi dan lingkungan tempat ia bekerja, sehingga ia sampai ke derajat pemahaman karakteristik keputusan-keputusan yang sesuai dan mengambil atau menolak usulan-usulan yang di ajukan.
7.      Pengawasan diri. Pemimpin yang efektif memiliki control diri yang memungkinkannya untuk merasakan setiap perubahan yang ada di sekitarnya.


KEPEMIMPINAN GURU DALAM PENDIDIKAN
 Iklim yang tidk kondusif akan berdampak  negative terhadap proses pembelajaran dan sulit di tercapainya tujuan pembelajaran. Siswa akan merasa gelisah, resah dan bosan, dan jenuh. Sebaliknya iklim belajar yang kondusif menarik dapat dengan mudah tercapainya tujuan pembelajaran. Dan proses pembelajaran dapat menyenangkan bagi murid.
Dalam impementasi kurikulum 2004, para ahli menyarankan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan akademik, baik secara fisik maupun non fisik, lingkungan fisik merupakan kondisi yang harus didukung oleh berbagai sarana, laboratorium, dan media lain.  Lingkungan non fisik memberikan peran yang cukup besar dalam mempengaruhi kondisi belajat terutama pengaturan lingkungan belajar, penampilan, sikap guru hubungan harmonis antara guru dan peserta didik itu sendiri, serta organisasi  dan bahan pembelajaran   secara tepat. Sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik.
Soedomo (mulyasa;2005:15) menggaris bawahi semakin menyenanngakn tatanan lingkungan fisik, akan memberikan dampak positif bagi proses belajar. Para pakar psikologis aliran ekologik telah mendapatkan temuan-temuan penelitian bahwa tata warna secara langsung mempengaruhi suasan jiwa, warna-warna cerah cendrung menyiratkan keceriaan dan suasana jiwa yang optimistic, sedangkan penggunaan waran-warna suram akan memberikan pengaruh sebaliknya.
Lingkungan belajar harus mendapakan perhatian besar, karena lingkungan mempengaruhi situasi belajar. Siswa tidak akan merasa nyaman, aman dan tentram mana kala kondisi lingkungan yang tidak mendukung seperti letak sebuah sekolah, kebersihan sekolah, sirkulasi udara, tata ruang, suasana belajar
Lingkungan yang kondusif menurut mulyasa (2005:16-17) dapat dikembangkan  melalui berbagai layanan sebagai berikut :
1.    Memberikan pilihan bagi perserta didik  yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran. Pilihan dan pelayanan individual bagi peserta didik, terutama bagi mereka yang lambat belajar akan membangkitkan nafsu dan semangat belajar, sehingga membuat mereka betah belajar di sekolah.
2.    Memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang berprestasi/ berprestasi rendah.
3.    Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik dan nyaman  dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik. Secara optimal, termasuk dalam hal ini adalah penyediaan bahan pembelajaran yang menark dan menantang bagi peserta didik, serta pengelolaan kelas yang tepat, efektif dan efesien.
4.    Menciptakan kerja sama  saling mengahrgai, baik antar peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain. Hal ini mengimpikasikan bahwa setiap peserta didik memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengemukakan pandangannya tanpa rasa takut mendapat sangsi atau dipermalukan.
5.    Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran. Dalamhal ini guru harus memposisikan diri sebagai pembimbing dan manusia sumber.
6.    Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dn guru, sehingga guru lebih banyak sebagai fasilitator  dan sebagi sumber belajar.
7.    Mengembangkan system evaluasi belajar dan pembelajaran  yang menekankan pada evaluasi diri sendiri (self evalution), dalam hal ini guru sebagai fsilitator harus membantu peserta didik untuk menilai bagaimana mereka memperoleh kemajuan  dalam proses belajar yang dilaluinya.


Tanggung jawab seorang guru ditangannya harus tercipta manusia-manusia yang berbudi luhur, berprilaku baik, berprestasi, berkualitas, dan berakhlak mulia. Tanggung jawab ini merupakan alat ukur guru kesuksesan seorang guru dalam memberikan pelajaran
 Guru adalah seorang figur yang mulia dan dimulikan banyak orang. Kehadiran guru di tengah-tengah kehidupan manusia sangat penting. Tanpa ada guru atau seseorang yang dapat ditiru, diteladani oleh manusia untuk belajar dan berkembang, manusia tidak akan memiliki norma, agama, sulit dibayangkan
Guru orang yang pertama mencerdaskan manusia, orang yang member bekal pengetahuan, pengalaman  menanamkan nilai-nilai budaya dan agama terhadap peserta didik. Dilembaga pendidikan guru menjadi orang yang pertama bertugas membimbing, mengajar dan melatih anak-anak dalam mencapai kedewasaan
Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru mempunyai kode etik. Kode etik guru merupakan jiwa dari pancasila dan undang-undang dasar 1945 serta bertaggung jawab atas terwujudnyacita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 agustus 1945. Maka guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagi guru dalam mempedomani dasar-dasar sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing anak-anak didik seutuhnya untuk membantuk manusia pembangunan yang berpancasila.
2.          Guru mempunyai kejujuran yang professional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3.                Guru mengadakan komunikasi terutama dlam memperoleh informasi tentang anak didik. Tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaa.
4.                Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah  dan memelihara hubungan orang tua murid sebaik-baiknay demi kepentingan anak didik.
5.                Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memeilihara hubungan baik dengan orang tua murid sebaik-baiknya demi kepentingan anak didik.
6.                Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan anak didik. ‘
7.                Guru secara bersama-samaberusaha untuk mengembangkan dan meningkatkan profesinya.
8.                Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesame guru baik berdasarkan hubungan kerja maupun hubungan secara keseluruhan.
9.                Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
10.            Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaknsanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Oemar Hamalik dalam bukunya proses belajar mengajar (2001;118) guru professional harus memiliki persyaratan:
1.    Memiliki bakat sebagai seorang guru
2.     Memiliki keahlian yang  baik dan terintegrasi
3.    Memiliki mental yang sehat.
4.    Berbadan sehat
5.    Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
6.    Guru adalalah  manusai yang berjiwa pancasila
7.    Guru adalah warga Negara yang baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar