MODEL PEMBELAJARAN DICK
DAN CAREY
Model pembelajaran Dick
dan Carey merupakan model pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan
sistem (System Approach). Terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem
pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi dan
evaluasi. Model sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dkk terdiri
atas beberapa komponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktifitas
pembelajaran yang lebih besar. Dick dan
Carey memasukan unsure kognitif dan behavioristik yang menekankan pada respon siswa terhadap stim
ulus yang
dihadirkan.
Implementasi model
desain sistem pembelajaran ini memerlukan proses yang sistematis yang
menyeluruh. Hal ini dipelukan untuk dapat menciptakan desain sistem
pembelajaran yang mampu digunakan secara optimal dalam mengatasi masalah-masalah pembelajaran.
Komponen-komponen
sekaligus langkah-langkah utama dari model desain sistem pembelajaran yang
dikemukakan oleh Dick dkk yang terdiri atas:
1.
Mengidentifikasi
tujuan pembelajaran
Dalam mengidentifikasi tujuan
pembelajaran hal yang perlu dilakukan dalam kegiatan ini adalah menentukan
kemampuan atau kompetensi yang perlu dimiliki oleh siswa setelah menempuh
program pembelajaran. Hal ini diistilahkan dengan tujuan pembelajaran atau
instructional goal.
Rumusan tujuan pembelajaran dapat dikembangkan
baik dari rumusan tujuan pembelajaran yang sudah ada pada silabus maupun dari
hasil analisys kinerja atau performance analysis. Rumusan tujuan pembelajaran
dapat dihasilkan melalui proses anayisis kebutuhan atau need analysis dan
penglaman-pengalaman tentang kesulitan-kesulitan yang diahadapi oleh siswa.
Selain
itu tujuan pembelajaran dapat juga dirumuskan dengan menggunakan analisyis
tentang cara seseorang melakukan tugas atau pekerjaan yang spesifik dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan
untuk melakukan tugas dan pekerjaan tersebut, atau istilah ini disebut dengan
istilah analysis tugas atau Task analysis.
2.
Melakukan
analisis instruksional
Setelah melakukan identifikasi
tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah analysisi instruksional, yaitu
sebuah proses proses yang digunakan untuk menentukan keterampilan dan
pengetahuan relevan dan diperlukan oleh siswa untuk mencapai kompetensi atas
tujuan pembelajaran. Dalam melakukan analisis instruksional beberapa langkah
yang diperlukan untuk mengidentifikasi kompetensi berupa pengetahuan
(cognitive), keterampilan (Phsycomotor) dan sikap (attitudes) yang perlu
dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
3.
Analisis
Siswa dan Konteks
Dalam model Dick dan Carry analisis
terhadap siswa yang akan belajar dan konteks pembelajaran. Kedua langkah ini
dapat dilakukan secara bersama-sama atau paralel. Analisis konteks meliputi
kondisi-kondisi terkait dengan keterampilan yang dipelajari oleh siswa dan
situasi yang terkait dengan tugas yang dihadapi oleh siswa untuk menerapkan
keterampilan yang dipelajari.
Analisis terhadap karakteristik siswa
meliputi kemampuan actual yang yang dimiliki oleh siswa, gaya belajar (learning
styles), dan sikap terhadap aktivitas belajar. Identifikasi yang akurat tentang karakteristik siswa yang akan belajar dapat membantu
perancang program pembelajaran dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
4.
Merumuskan tujuan pembelajaran khusus
Berdasarkan
analisis instruksional, seorang perancang desain sistem pembelajaran perlu
mengembangkan kompetensi atau tujuan pembelajaran spesifik (instructional
objectives) yang perlu dikuasai oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang bersifat umum (instructional goal). Dalam merumuskan tujuan pembelajaran
yang bersifat berspesifik, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian:
a)
Menentukan
pengetahuan keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa setelah menepuh proses
pembelajaran.
b)
Kondisi yang
dieprlukan agar siswa dapat melakukan unjuk kemampuan dari pengetahuan yang
telah dipelajari
c)
Indikator atau
kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam
menempuh proses pembelajaran
5.
Mengembangkan
instrument penelitian
Berdasarkan tujuan kompetensi khusus yang
telah dirumuskan,langkah selanjutnya adalah mengembangkan alat atau instrumem
penilaian yang mampu mengukur pencapaian hasil belajar siswa, hal ini dikenal
dengan istilah evaluasi hasil belajar.
Hal yang penting dalam menentukan
instrument evaluasi yang akan digunakan adalah instrument harus dapat mengukur
performance siswa dalam mencapau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
Strategi
pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas
pembelajaran yaitu aktifitas pra-pembelajaran, penyajian materi pembelajara,
dan aktivitas tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran.
Penentu
strategi pembelajaran harus didasarkan pada faktor-faktor berikut:
a)
Teori terbaru
tentang aktifitas pembelajaran
b)
Penelitian
tentang hasil belajar
c)
Karekteristik
media pembelajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran
d)
Materi atau
substansi yang perlu dipelajari oleh siswa
e)
Karakterisitik
siswa yang akan terlibat dalam kegiatan pembelajaran
7.
Pengguanaan Bahan Ajar
Istilah bahan ajar sama dengan
media pembelajaran, yaitu sesuatu yang dapat membawa informasi dan pesan dari
sumber belajar kepada siswa, bahan ajar yang dapat digunakan adalah buku teks,
buku panduan, modul, program audio video, bahan ajar berbasis computer, program
multimedia, dan bahan ajar yang digunakan pada sistem pendidikan jarak jauh.
8. Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif
Evaluasi formatif dilaksanakan untuk
mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan program
pembelajaran. Hasil dari proses evaluasi formatif dapat digunakan sebagai
masukan untuk memperbaiki draf program
Tiga jenis evaluasi formatif:
a. Evaluasi
perorangan (on to one evaluation)
b. Evaluasi
kelompok sedang (small group evaluation)
c. Evaluasi
lapangan/field trial
Evaluasi
perorangan merupakan tahap yang perlu dilakukan untuk melakukan kontak langsung
dengan satu atau tiga orang calon pengguna
program untuk memperoleh masukan tentang ketercenaan dan daya tarik
program. Evaluasi kelompok dialakukan kecil dilakukan untuk menguji cobakan
program terhadap sekelompok kecil calon pengguna yang terdiri dari 10-15 orang
siswa.
Evaluasi
ini dilakukan untuk memperoleh masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki
kualitas program. Evaluasi lapanagan adalah uji coba program sebelum program
tersebut digunakan dalam situasi pembelajaran yang sesungguhnya.
9. Melakukan revisi terhadap program
pembelajaran
Langkah terakhir dari proses desain
adalah melakukan revisi terhadap draf program pembelajaran. Data yang diperoleh
dari prosedur evaluasi foramtif dirangkum dan ditafsirkan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh program pembelajaran, evaluasi tidak
hanya dilakukan pada draf program pembelajaran saja, tetapi juga pada aspek-aspek
desain sistem pembelajaran yang digunakan dalam program, seperti analisis
instruksional, entry behavior dan karakteristik siswa. Prosedur evaluasi
formatif perlu dilakukan pada semua aspek program pembelajaran dengan tujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas program tersebut.
10. Merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif.
Evaluasi merupakan jenis evaluasi yang
berbeda dengan evaluasi formatif. Evaluasi ini dianggap puncak dalam aktifitas
desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carrey. Evaluasi sumatif
dilakukan setelah program selesai dievaluasi secara formatif dan direvisi
sesuai dengan standar yan digunakan oleh perancang. Evaluasi sumatif tidak
melibatkan perancang program, tetapi melibatkan penilai independen. Hal ini
merupakan satu alasan untuk menyatakan bahwa evaluasi sumatif tidak tergolong
kedalam proses desain sistem pembelajaran.
Langkah
desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carrey merupakan sebuah
prosedur yang menggunakan pendekatan sistem dalam mendesain sebuah program
pembelajaran. Setiap langkah dalam desain pembelajaran memiliki keterkaitan
antara satu dengan yang lainnya.
1.
KELEBIHAN
DAN KELEMAHAM MODEL DICK dan CARREY
a.
Kelebihan
Model Dick dan Carrey
1.
Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti
2.
Teratur, efektif dan Efisien dalam pelaksanaa
3.
Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang
terperinci, sehingga mudah diikuti
4.
Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal
tersebut merupakan hal yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka
segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum
kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya
5. Model Dick & Carey sangat
lengkap komponennya, hampir mencakup semua yang dibutuhkan dalam suatu
perencanaan pembelajaran.
b.
Kekurangan
Model Dick dan Carrey
1.
Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan
2.
Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan
sesuai dengan langkah-langkah tersebut
3.
Tidak cocok diterapkan dalam pembelajaran skala besar
4.
Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan
dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif
5.
Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi
pembelajaran maupun pada pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak
nampak secara jelas ada tidaknya penilaian pakar (validasi).
6.
Terlalu banyak prosedur yang harus dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran
RANCANGAN DESAIN MODEL
PEMBELAJARAN
Model menggambarkan adanya mengembangkan pola pikir, sebuah
model menggambarkan keseluruhan konsep yang saling berkaitan, model desain
pembelajaran menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang perlu ditempuh
untuk menciptakan aktifitas pembelajaran yang efektif, efesien, dan menarik.
Sebagai seorang yang menempuh pendidikan dalam bidang
teknologi pendidikan, yang akan merancang bagaimana proses pembelajaran itu
menarik dan mempunyai arti bagi siswa, untuk itu rancangan model pembelajaran
yang akan saya buat adalah sebagai berikut:
1.
Merancang
tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran
dirancang untuk memberikan penjelasan kepada pendidik, apa hasil akhir yang
diharapkan teradap peserta didik dari pendidikan yang akan dilaksanakan,
sehingga berdasarkan tujuan pembelajaran dapat memberikan acauan bagi guru
untuk dalam merancang kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
Perumusan tujuan pemblajaran dilakukan dalam dua langkah
yaitu perumusan tujuan umum dan tujuan khusus melalui sebuah proses yang
disebut dengan analisis instrutusional. Analisis instruktusional berisi
kompetensi-kompetensi khusus yang belum dikuasai oleh peserta didik.
Langkag-langkah penentuan tujuan instruktusional dapat dilakukan dengan
kegiatan sebagai berikut:
a. Membuat
daftar hasil analisis instrktusional dalam bentuk bagan yang saling berkaitan
b. Menentukan
kompetensi khusus yang telah dikuasai peserta didik sebelum mengikti
pembelajaran melalui tes prilaku awal
c. Menentukan garis batas antara A dan B yang disebut
dengan garis prilaku awal.
Tujuan pembelajaran
terdiri dari Kompetensi dasar dan standar Kompetensi.
Dalam bukunya Atwi
Suparman mengidentifikasi tujuan dari pembelajaran adalah suatu proses untuk:
a) Menentukan
kesenjangan penampilan peserta didik yang disebabkan kek urangan pendidikan
pada masa lalu.
b) Mengidentifikasi
bentuk pembelajaran yang tepat.
c) Menentukan populasi sasaran yang dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut untuk mengetahui jumlah peserta didik
yang potensial karena menghadapi jumlah
yang sama.
2.
Menganalisis
materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
Materi merupakan suatu bentuk dari isi
pengetahuan yang akan diberikan kepada siswa, materi diharapkan dapat merubah
pola pikir, prilaku, dan cara pandangan seseorang dalam memandang suatu masalah atau
kejadian. Analisis konten atau materi digunakan untuk mengetahui materi-materi
apa saja yang harus dikuasai oleh peserta didik, dari jabaran materi-materi
yang telah ada, sehingga si guru dapat mengetahui apa yang akan disampaikan dan
dapat merancang kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan materi yang diharapkan.
3.
Analisis
kompetensi awal dan karakteristik siswa
Analisis Kompetensi
awal peserta didik bertujun untuk mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik
yang dapat dijadikan pedoman dalam menetapkan kompetensi-kompetensi dasar dan
tidak perlu diajarkan. Keterampilan peseta didik yang ada didalam
kelas bermacam-macam (heterogen), sehingga guru harus bisa membawa semua
peserta didik baik yang mempunyai kemampuan tinggi maupun kemampuan yang rendah
agara dapat memahami materi pelajaran atau mencapai tujuan pembelajaran secara
bersama-sama. Gambaran tentang prilaku awal siswa sangat penting karena
mempunyai implikasi terhadap penyusunan
bahan ajar dan sistem instrutusional (Atwi Suparman, 2012;181).
Karakteristik awal siswa adalah cirri
dari peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran, seperti siswa yang hobi
lelucon, siswa yang mempunyai fasilitas video di rumah sehingga si guru dapat
memberikan pengajaran yang sesuai dengan kondisi dan cirri dari siswa tersebut.
Karakteristik siswa yang perlu dipertimbangkan
dalam proses desain pembelajaran:
a.
Motivasi
belajar, ekternal dan internal, sebagai dasar memilih strategi pemberian
motivasi kepada siswa.
b.
Akses terhadap
sumber belajar yang relevan dengan materi pembelajaran sebagai landasan untuk
menentukan rujukan bahan pelajaran yang perlu dipelajari.
c.
Kebiasaan
belajar dan disiplin dalam mengatur waktu belajar untuk dijadikan bahan
pertimbangan saat memberikan tugas rumah
d.
Akses terhadap
saluran komunikasi dan media teknologi informasi
e.
Kebiasaan dan
kemampuan belajar dan berfikir tentang penerapan materi yang dipelajari dalam
pekerjaan dan kehidupan sehari-hari
f.
Domisili dan
tempat tinggal
4.
Analisis
buku panduan dalam pembelajaran
Setiap materi pelajaran mempunyai buku
panduan yang akan membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap
materi pelajaran yang akan disampaikan. Banyak sekali muncul buku materi
pelajaran dari berbagai macam penerbit, analisis buku panduan dalam proses
pembelajaran sangat penting dilakukan untuk menenmukan buku yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan buku yang dapat mempermudah siswa untuk memahami isi
dari buku tersebut dan membantu guru dalam menyampaikan isi dari materi buku
tersebut.. Seperti tampilan buku tersebut, bahasa yang digunakan, kasus-kasus
pendukung yang ada dalam buku tersebut.
5.
Merancang
metode pengajaran
Metode pembelajaran merupakan cara yang akan dilakukan oleh guru dalam
menyampaikan materi pelajaran yang akan disampaikan agar tecapainya prestasi
siswa yang diharapkan (Wina Sanjaya, 2008). Setelah guru mengetahui tujuan
pembelajaran yang diaharapkan dari peserta didik setelah menempuh pembelajaran
yang diharapkan, buku yang akan digunakan serta kondisi dari peserta didik maka
guru dapat menggunakan media apa yang akan digunakan sehingga dapat diterima
oleh semua peserta didik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Metode-metode pengajaran
diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5)
laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9)
simposium, dan sebagainya.k
Hal yang perlu diperhatikan agar metode
pembelajaran dapat menjadi menarik.:
a. Berikan kisah atau kasus yang menarik dan sesuai dengan materi
pelajaran
b.
Libatkan siswa dalam setiap
kegiatan pembelajaran, biarkan siswa yang menjadi aktif dalam proses
pembelajaran.
c.
Berikan penghargaan ketika siswa
melakukan sesuatu pekerjaan yang menunjang proses pembelajaran.
d.
Sekali-kali gunakan game untuk
menarik keterkaitan mereka dalam proses pembelajaran.
6.
Merancang
media pengajaran
Media merupakan alat bantu
pengajaran yang dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Salah satu penggunaan media pembelajaran adalah untuk meningkatkan. Media
pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup
pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode
yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran atau pelatihan. Sedangkan menurut Briggs (1977)
media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti ;buku, film, video dan sebagainya. Kemudian
menurut National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
4. membantu konsentrasi siswa
5. Menurut Gagne : Komponen sumber
belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar
6. Menurut Briggs : Wahana fisik yang
mengandung materi instruksional
7. Menurut Schramm : Teknologi pembawa
informasi atau pesan instruksiona
8. Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu
yang dapat merangsang proses belajar siswa
7.
Evaluasi
hasil belajar dan sistem pengajaran
Evaluasi
adalah proses untuk merencanakan dan memperoleh, melaporkan dan menggunakan informsi
deskriptif dan mempertimbangkan beberapa manfaat objek, nilai, signifikasi dan
kejujuran dalam rangka memandu mengambil keputusan, akuntabilitas, dukungan dan
menyebarkan praktik-praktik efektif, serta meningkatkan pemahaman tentang
fenomena yng telibat.
Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan
akhir dalam proses pendidikan, jadi tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
mengetahui sejauh mana pencapaian hasil pembelajaran yang dicapai oleh peserta
didik begitu juga dengan berbagai macam proses pendidikan untuk mengetahui
sejauh mana proses yang dilaksanakan dapat menunjang proses pencapaian tujuan
dari pendidikan, sehingga hasil dari proses pelaksanaan evaluasi pendidikan
dapat menjadi acuan bagi guru dalam pengambilan keputusan dan kebijakkan selanjutnya
untuk pengembangan pendidikan selanjutnya.
Empat tahap evaluasi foramtif:
1.
Review oleh tim
ahli diluar tim pendesain instruksional pengajaran
2.
Evaluai satu
satu
3.
Evaluasi
kelompok kecil
4.
Uji coba
lapangan
KESIMPULAN:
Desain pembelajara merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik dalam merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik,
kegiatan ini dari perancangan sampai kegiatan evaluasi terhadap semua sistem
pengajaran dan hasil belajar yang dilaksanakan.
Komponen-komponen utama
dalam penyusunan desaign pembelajaran:
1. Desain
pembelajaran selalu dimulai dari perumusan tujuan pembelajaran, apa yang
diharapkan dari proses pembelajaran
2. Penulisan
tujuan pembelajaran berisi komponen-komponen tentang kompetensi yang apa yang
akan dicapai oleh peserta didik.
3. Setelah
ditentukan kompetensi apa yang diharapkan dari peserta didik, maka ditentukan
metode apa yang akan digunakan, media pembelajaran apa yang akan digunakan untuk
menunjang proses pembelajaran.
4. Setelah
semua kegiatan proses pengajaran dilaksanakan maka dilaksanakan proses evaluasi
terhadap semua sistem pengajaran dan hasil belajar siswa.
SARAN:
1. Dalam pelaksanaan evaluasi sistem pengajaran
akan lebih valid jika dilakukan pihak independen, sehingga data yang di analisa
akan lebih bersifat objektif.
Contoh
Rancangan Pembelajaran
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Madrasah
: MTs. DMP Diniyyah Puteri
Mata Pelajaran
: Aqidah Akhlak
Kelas /
Semester
: VII / 1
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi : Memahami dasar
dan tujuan akidah Islam.
B. Kompetensi
Dasar : Menjelaskan dasar dan tujuan akidah Islam.
C. Tujuan Pembelajaran :
·
Dapat menyebutkan dasar–dasar akidah Islam
·
Dapat menjelaskan pengertian akidah Islam
·
Dapat menjelaskan tujuan akidah Islam
Karakter siswa yang diharapkan:
Cinta ilmu, gemar membaca, kreatif,
disiplin, mandiri, ingin tahu, kerja sama
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif
:
- percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil, Mampu mencari sumber belajar sendiri. Mendiskripsikan konsep dengan kata-kata sendiri.
D. Materi Pembelajaran :
·
Dasar–dasar akidah Islam
·
Pengertian akidah Islam
·
Tujuan akidah Islam
E. Metode Pembelajaran :
·
Ceramah : metode ini digunakan untuk memulai kegiatan
pembelajaran terutama untuk kegiatan awal.
·
Kerja kelompok : kegiatan ini digunakan untuk mengumpulkan
informasi tentang pengertian najis, macam-macam najis, membuat bagian najis
·
Diskusi : metode ini digunakan untuk mendialogkan tema yang
berkenaan dengan materi kegiatan pembelajaran
·
Pameran & Shopping : pajangan hasil diskusi/kerja
kelompok dan saling mengomentari pajangan
- F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
|
Waktu
|
Aspek
life skill yang dikembangkan
|
Nilai
yang ditanamkan
|
Apersepsi dan Motivasi :
v Kegiatan inti
v Kegiatan penutup.
|
10
50
5
10
5
|
Pemahaman Konsep
|
Cinta ilmu, gemar membaca, kreatif, disiplin, mandiri,
ingin tahu, kerja sama
|
G. Sumber Pembelajaran
·
Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat kursi dan terjemahnya
·
Buku paket Aqidah Akhlaq kls VII,
H. Assessment/ Penilaian
Nilai
Budaya Dan Karakter Bangsa
|
Indikator
Pencapaian
|
Jenis
Penilaian
|
Bentuk
Penilaian
|
Contoh
Instrumen
|
Cinta ilmu, gemar membaca, kreatif, disiplin, mandiri,
ingin tahu, kerja sama
|
· Siswa
dapat menye-butkan dasar–dasar akidah Islam
· Siswa
dapat menjelaskan pengertian akidah Islam
· Siswa
dapat menjelaskan tujuan akidah Islam
|
Tes
tulis
Tes
tulis
Tes
Tulis
|
Jawab
singkat
Uraian
Uraian
|
· Sebutkan
dasar–dasar akidah Islam ?
· Jelaskan
pengertian akidah Islam ?
· Jelaskan
tujuan akidah Islam ?
|
Daftar Rujukan
Pribadi, Benny.A , 2010, Model Desain Sistem
Pembelajaran, Jakarta: Dian Rakyar
Suparman, Atwi, 2012, Desain Instruksional
Modren, Jakarta: Erlangga
Silberman, Melvin, L, 2011, Active Learning,
Bandung: Nusa Media
Zubaedi, 2012, Desaign Pendidikan Karakter,
Jakarata: Kencana Prenada Group
terikasih ats ilmunya jika refrensi yangt lain tentang dick dan carey mohon dikirimkan kepada kami karena kamisangan membutuhkan dalam menyusun tesis
BalasHapusterimakasih mbk. sangat membantu.
BalasHapusmampir jga di blog saya mbk.
www.ghofar1.blogspot.com
thanks
Terima kasih atas ilmunya, sangat membantu
BalasHapusTerima Kasih ilmunya
BalasHapusMaaf saya mau tanya, apa boleh atau tidak jika desain perencanaan dick and carey di terapkan di PAUD? Dan apa alasannya?
BalasHapus